KELOMPOK SOSIAL

KELOMPOK SOSIAL
Tangkil ke Besakih

Senin, 26 September 2011

KEARIFAN LOKAL (LOCAL GENIUS)

PEMBERANTASAN DBD  MELALUI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DI BALI

Upaya pemberantasan penyakit Demam Berdarah dengue (DBD) di kota-kota besar masih menghadapi banyak kendala. Selain penyakit ini belum ditemukan vaksin dan obatnya, dan cara pemberantasan jentik nyamuknya yang belum berjalan dengan baik. Segala strategi  untuk memutuskan penularan penyakit ini telah dilakukan, baik dengan pertimbangan klimatologi maupun perioditasnya. Namun dengan melihat periode dan iklim saja pencegahan terhadap merebaknya penyakit demam berdarah belum cukup.
Berangkat dari kata kearifan lokal ( local genius)yang mengandung makna kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal ( I Ketut Gobyah dalam  Sartini Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filosofi).
     Berdasarkan hal tersebut maka kearifan lokal dalam hal ini adalah sebuah tradisi yang ada dalam masyarakat yang mampu beradaftasi secara dinamis ditengah perkembangan masyarakat. Dalam hal pengembangan program kesehatan, pemerintah telah memberikan keleluasaan daerah untuk menanggulangi permasalahan kesehatan yang ada di daerahnya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini menunjukkan bahwa telah tersirat upaya pemberdayaan masyarakat yang merupakan salah satu strategi dalam promosi kesehatan.
Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, membuat gerakan berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan melakukan kegiatan bersama untuk mempraktikan PHBS, PSN-DBD dan sebagainya. Langkah –langkah kegiatan pemberdayaan masyarakat meliputi mengadakan pertemuan, mengembangkan pesan-pesan promotif dan preventif sesuai dengan kondisi setempat.
.   
Kegiatan dalam rangka promosi kesehatan untuk Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dengan memperhatikan kearifan lokal masyarakat di Bali dapat dikembangkan sebagai berikut
A. Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam PSM
     Gerakan PSN-DBD adalah keseluruhan kegiatan masyarakat dan pemerintah untuk mencegah penyakit DBD, yang disertai pemantauan dan hasil-hasilnya secara tersu-menerus. Gerakan PSN-DBD merupakan bagian terpenting dari keseluruhan upaya pemberantasan penyakit DBD, dan merupakan bagian dari upaya mewujudkan kebersihan lingkungan serta perilaku sehat dalam rangka mencapai masyarakat dan keluarga sejahtera.
     Gerakan PSN-DBD bertujuan untuk membina peran serta masyarakat dalam pemberantasan penyakit DBD, terutama dalam memberantas jentik nyamuk penularnya, sehingga penularan penyakit DBD dapat dicegah.  Upaya ini dalam masyarakat Bali bisa dilakukan dengan :
1. Pendekatan tokoh panutan di masyarakat
Pengaruh desa adat  (desa pekraman) dan budaya begitu dominan dalam kehidupan masyarakat di Bali.  Hampir setiap hari masyarakat disibukkan dengan kegiatan keagamaan dan upacara adat diwilayahnya masing-masing. Hal ini merupakan potensi dalam upaya menggali peran serta masyarakat. Potensi yang dapat kita ambil adalah pengaruh tokoh adat   ( Bendesa Adat ) yang merupakan perilaku panutan yang ada di masyarakat. Dalam penyampaian pesan-pesan kesehatan terutama dalam pemberantasan sarang nyamuk, kita dapat mendekati bendesa adat untuk menginformasikan serta menggerakan masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD.
2. Pendekatan Sosial Budaya
Berbagai potensi sosial budaya yang ada dalam masyarakat Bali  perlu ditumbuhkembangkan kembali  seperti mereresik (membersihkan lingkungan), konsep Tri Hita Karana, Konsep Asta Bumi dan Asta Kosala-Kosali, pemanfaatan telajakan, Seni Taradisional, serta konsep hulu dan teben.
a. Mereresik (membersihkan lingkungan)
Mereresik merupakan kegiatan masyarakat sehari-hari dalam usaha membersihkan lingkungan rumahnya. Pada pagi hari sebelum mebanten saiban yaitu berupa sesaji sebagai wujud terima kasih karena telah diberi kehidupan serta rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa),  biasanya ibu-ibu melaksanakan pembersihan disekitar lingkungan rumahnya.
Hal ini perlu kita kembangkan yaitu dengan melaksanakan lomba Rumah Tangga Bersih, Lomba Lingkungan Bersih. Kenapa kita lakukan dengan kegiatan lomba? Karena ada nilai  yang dimilik oleh orang-orang Bali yaitu memiliki rasa jengah . Rasa Jengah adalah  suatu nilai motivasi dimana ada keinginan untuk  mencapai sesuatu yang lebih baik ( Orang lain bias kenapa kita tidak bisa). Dengan membangkitkan rasa jengah ini kita dapat mendorong masyarakat untuk membersihkan lingkungannya sendiri.
b. Konsep Tri Hita Karana
Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kebahagiaan yaitu Pawongan, Palemahan, dan Parahyangan.
Pawongan yaitu hubungan antara manusia dengan manusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri didunia ini, dia membutuhkan orang lain. Manusia perlu hubungan yang harmonis dengan sesamanya, dari sini timbul istilah Tat Twam Asi ( Saya adalah kamu, kamu adalah saya). Dengan konsep ini menimbulkan rasa solidaritas (menyame braya) dan rasa kegotongroyongan masyarakat Bali sangat tinggi. Bila salah satu kerabat maupun keluarganya yang mengalami sakit maupun musibah, maka mereka akan ikut prihatin dan berusaha menolong semampunya. Hal ini bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari, bila ada warga satu banjar yang sakit dan opname, maka mereka akan menjenguknya silih berganti. Masing-masing warga akan terkumpul dalam suatu wadah yang disebut Sekehe Suka-Duka yaitu suatu kumpulan yang menitikberatkan kegiatannya untuk meringankan anggota kelompoknya apabila terkena suatu musibah atau melaksanakan suatu upacara yadnya.
Palemahan, hubungan antara manusia dengan alam. Manusia sangat tergantung dengan alam sekitarnya. Alam menyediakan keperluan hidup manusia, sehingga kewajiban kita untuk menjaga alam ini agar tidak rusak. Hal ini mempunyai makna perlu adanya keseimbangan antara Host-Agent-Environment (trilogical epidemiology). Bila lingkungan kita kotor, sehingga sebagai tempat yang baik untuk perindukan dan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, maka timbullah penyakit seperti Demam Berdarah.
Parahyangan yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi), karena manusia ciptaan Tuhan, maka kita wajib hormat dan ingat selalu kepada beliau dengan cara rajin sembahyang. Sebelum sembahyang masyarakat Bali biasanya membersihkan diri dan lingkungan lebih dulu, sehingga hal ini merupakan potensi dalam menggali peran serta masyarakat dalam membersihkan lingkungannya.
c. Konsep Asta Bumi dan Asta Kosala-Kosali (Tata Ruang dan Bangunan)
Tata ruang dan tata bangunan masyarakat Bali memakai konsep Asta Bumi dan Asta Kosala-Kosali. Tata letak rumah dan struktur bangunannya diatur sedemikian rupa sehingga memberikan kesan indah, asri, nyaman dan aman bagi pemiliknya. Konsep rumah sehat ini di masyarakat Bali dikenal dengan bangunan setail Bali. Konsep ini memberikan makna, bahwa masyarakat Bali memiliki konsep bahwa rumah tersebut untuk tempat berlindung, sehingga pemiliknya merasa sehat dan nyaman untuk tinggal. Dengan pendekatan ini kita dapat lebih mudah dalam mewujudkan kebersihan lingkungan.
d. Telajakan
Telajakan adalah lahan sempit yang kosong biasanya terdapat didepan rumah, dipinggir jalan umum maupun jalan setapak. Supaya tidak menjadi tempat pembuangan sampah maka telajakan ini dimanfaatkan untuk menanam berbagai macam tanaman hias dan bunga, karena bunga merupakan salah satu sarana sembahyang. Dengan demikian masyarakat akan segan untuk membuang sampah pada tanaman yang tertata rapi.
Belakangan ini telajakan ini sudah banyak yang beralih fungsi, seperti untuk berdagang sehingga kelihatan semakin kumuh, apalagi membuang sisa pembungkus makanan sembarang. Pada era tahun 1980 sampai dengan 1990an, di Bali sering ada lomba telajakan tingkat banjar, maupun tingkat kecamatan. Sehingga pada era tahun ini Bali termasuk provinsi yang belum begitu banyak kasus demam berdarahnya.
e. Kesenian tradisional
Meskipun dewasa ini kesenian modern mengantui masyarakat Bali, namun seni tradisional tetap tumbuh dan berkembang serta mampu bersaing.  Seni pertunjukkan seperti wayang kulit, Arja (Sejenis operet), Bondres, Drama Gong, dan lain sebagainya, merupakan media yang potensial dalam memasukkan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat Bali tidak bisa lepas dari seni, karena seni merupakan bagian dari upacara keagamaan.
f. Konsep Hulu – Teben
Hulu yaitu utama, pertama, pokok, sedangkan teben yaitu paling bawah, nista.
Konsep ini memberikan kepada kita bahwa pekarangan rumah adat di Bali mempunyai konsep hulu yaitu tempatnya tempat ibadah (merajan, sanggah, pura, paibon) kemudian Madya (Tengah), sebagai tempat untuk membina rumah tangga/keluarga , sedangkan Teben sebagai tempat untuk memelihara ternak maupun kotoran.
Konsep ini merupakan potensi bahwa tempat kita untuk membina rumah tangga agar jauh dari tempat-tempat yang kotor, sehingga seisi rumah merasa nyaman, aman dan sehat.
3. Membangun Kemitraan
Melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peranan masing-masing. Hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat). Kita dapat bermitra dengan Lembaga adat tradisional ( Bendesa adat), Organisasi wanita (PKK), Organisasi Pemuda (Sekehe Teruna-Teruni) ataupun komponen pemerintah maupun swasta dan masyarakat lainnya.
Tujuan kemitraan PSN-DBD ini adalah meningkatkan percepatan, efektifitas dan efisiensi program Pemberantasan Penyakit Menular dan upaya kesehatan masyarakat pada umumnya. 
Kemitraan dapat memberikan kekuatan kepada masing-masing pihak dalam melaksanakan misinya dengan ketentuan harus adanya keadaan saling mengerti tentang mengapa kemitraan diperlukan; serta harus ada kesemaan dan kesepakatan Visi dan Misi, mempunyai komitmen bersama untuk menanggulangi masalah penyakit DBD secara bersama-sama.
Prinsip yang harus dikembangkan dalam kemitraan PSN-DBD ini adalah adanya kesetaraan dalam arti tidak ada atas bawah  (hubungan vertikal), tetapi sama tingkatnya (horiozontal), keterbukaan dan saling menguntungkan.
     Melihat beberapa kearifan lokal yang ada di masyarakat Bali seperti tersebut, semoga dapat dijadikan dalam pengembangan program kesehatan ditengah semakin merebaknya kasus-kasus penyakit dewasa ini. (Supardiyadnya)

1 komentar:

  1. How to play slots games online at MGM Resorts - Dr.MD
    At casinos 충청북도 출장샵 all over the world, 안산 출장마사지 there's no shortage of slot 여주 출장안마 machines. 평택 출장안마 You'll find 의왕 출장안마 slot games, ranging from table games and live

    BalasHapus